Sabtu, 10 Maret 2012

Psikologi Pendidikan dan Fenomena Pendidikan


APA ITU PSIKOLOGI PENDIDIKAN??

Psikologi Pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.

TOKOH DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Berikut ini adalah beberapa tokoh terkemuka dalam psikologi pendidikan, antara lain:
  • William James (1842-1910)
James menegaskan pentingnya mempelajari proses belajar mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu rekomendasinya adalah mulai mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.

  • John Dewey (1859-1952)
Beberapa ide penting dari Dewey antara lain: pertama, anak sebagai pembelajar aktif (active learner). Kedua, pendidikan seharusnya difokuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Ketiga, semua anak berhak mendapat pendidikan yang selayaknya.

  •  E. L. Thorndike (1874-1949)
Thorndike banyak memberikan pada penilaian, pengukuran, dan perbaikan dasar-dasar belajar secara ilmiah. Dia berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran pada anak.

MENGAJAR : ANTARA SEBUAH SENI DAN ILMU PENGETAHUAN

Sebagai sebuah ilmu, tujuan psikologi pendidikan adalah memberikan pengetahuan riset yang dapat secara efektif diaplikasikan untuk situasi mengajar. Tetapi, pengajaran tetap merupakan sebuah seni mengajar. Selain hal-hal yang bisa dipelajari dari riset, pengajar juga akan terus-menerus membuat penilaian penting di kelas berdasarkan keahlian dan pengalaman pribadi, dan juga berdasarkan saran-saran bijak dari guru-guru lain yang lebih berpengalaman.
Karena mengajar adalah hal yang kompleks, dan karena murid-murid itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal. Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Berikut adala hal-hal yang dibutuhkan oleh para pengajar :

  • Penguasaan Materi Pelajaran
  •  Strategi Pengajaran
  •  Penetapan Tujuan dan Keahlian Perencanaan Instruksional
  • Keahlian Manajemen Kelas
  • Keahlian Motivasional
  • Keahlian Komunikasi
  • Bekerja Secara Efektif dengan Murid dari Latar Belakang Kultural yang Berlainan
  •  Keahlian Teknologi
  • Komitmen dan Motivasi

RISET DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Pendekatan ilmiah dalam psikologi pendidikan dimaksudkan untuk memilah antara fakta dan khayalan dengan menggunakan cara tertentu untuk mendapatkan informasi.
Riset ilmiah adalah riset objektif, sistematis, dan dapat diuji. Riset ilmiah mereduksi kemungkinan bahwa informasi didasarkan pada keyakinan, opini, dan perasaan personal. Riset ilmiah dilandaskan pada metode ilmiah, sebuah pendekatan yang dapat dipakai untuk menemukan informasi yang akurat. Pendekatan ini terdiri dari beberapa langkah : merumuskan masalah, mengumpulkan data, menarik kesimpulan, serta merevisi kesimpulan dan teori riset.
Beberapa metode penelitian, seperti :
  • Deskriptif
  • Korelasional
  • Eksperimental
  • Cross-Sectional
  • Longitudinal
  • Evaluasi Program
  • Aksi

BAGAIMANA MENJADI KONSUMEN INFORMASI YANG BIJAK TENTANG PSIKOLOGI PENDIDIKAN??
  • Berhati-hatilah terhadap apa yang dilaporkan di media popular.
Tidak semua informasi tentang pendidikan di media berasal dari kalangan professional yang punya referensi terpercaya. Banyak jurnalis, reporter televisi, dan personal media lainnya tidak terdidik secara akademis dan tidak punya keahlian untuk memilah-milah materi yang mereka terima, dan tidak bisa membuat keputusan yang baik tentang apa-apa yang akan mereka laporkan. Selain itu, media sering kali tidak melaporkan sebuah studi secara mendalam. 
  • Ketahuilah cara untuk menghidari dari membuat kesimpulan tentang kebutuhan individu berdasarkan riset kelompok.
Riset kelompok dapat memberi guru banyak informasi yang baik tentang karakteristik dari kelompok anak, mengungkapkan kekuatan dan kelemahan kelompok tersebut. Namun, dalam banyak kasus, guru, dan juga orang tua murid, ingin mengetahui cara membantu anak untuk mengatasi masalah dan belajar secara efektif. Sayangnya, meskipun riset kelompok dapat menunjukkan problem dalam kelompok anak tertentu, temuan ini tidak selalu berlaku untuk kasus individual.
  • Kenalilah betapa gampangnya membuat generalisasi yang berlebihan untuk sampel yang kecil atau sampel klinis.
Misalnya, jika studi tentang anak dari keluarga yang bercerai didasarkan hanya pada sampel 10 sampai 20 anak, temuan studi ini tidak bisa digeneralisasikan untuk semua anak dari keluarga yang bercerai.
  • Berhati-hatilah karena satu studi tunggal tidak menghasilkan kesimpulan final.
Kesimpulan yang bagus dari studi pengajaran dan pembelajaran biasanya hanya muncul setelah melalui banyak periset melakukan studi yang sama dan memberikan kesimpulan yang sama.
  • Ingat bahwa kesimpulan sebab akibat tidak bisa diambil dari studi korelasional.
Menarik kesimpulan sebab akibat dari studi korelasional adalah kesalahan paling umum yang dibuat oleh media. Dalam studi non-eksperimental, dua variable atau faktor mungkin hanya saling berkaitan. Kita tidak dapat mengatakan bahwa yang satu menyebabkan yang lain. 
  • Selalu perhatikan sumber informasi dan evaluasi kredibilitasnya.
Studi tidak secara otomatis diterima oleh komunitas riset. Peneliti biasanya harus menyerahkan temuannya ke jurnal riset, dinilai oleh koleganya, yang akan menentukan apakah layak dimuat atau tidak. Meskipun kualitas riset dalam jurnal itu berbeda-beda, dalam banyak kasus risetnya telah mengalami pengujian dan pemeriksaan yang cermat sebelum masuk ke jurnal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar