Selasa, 17 September 2013

Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget



     Dalam hal ini, saya sangat tertarik dengan Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget, karena teori ini memiliki perspektif berdasarkan perkembangan manusia.. Artinya, ada tahapan-tahapan tertentu yang harus dilalui oleh manusia, sejak dilahirkan, dari usia balita sampai lansia.. Sehingga, dalam menilai kecerdasan seseorang, perlu dilihat berapa usianya, sehingga sesuai dengan fasenya.. Dengan kata lain, setiap tahapan memiliki karakteristik pembelajaran yang berbeda-beda.. hal inilah yang menarik perhatian saya, ternyata ada tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam hal perkembangan kognitif seseorang.. lebih dalam lagi, saya memang tertarik dengan hal-hal yang membutuhkan aktivitas berpikir yang mendalam dalam memahaminya, sehingga teori ini sangat cocok bagi pemikiran saya, karena untuk memahaminya membutuhkan usaha ekstra untuk berpikir secara abstrak..

Terdapat 3 poin penting dan esensial dari Teori Perkembangan Kognitif Piaget, yaitu :

1. Tahapan Perubahan Kualitatif dalam Proses Penalaran, meliputi :


Tahap
Proses Penalaran
Periode sensori motor
(kelahiran ­– 1 tahun)
Kecerdasan prasimbolik dan praverbal berkaitan dengan perkembangan pola tindakan. Inferensi dimulai ketika bayi mengembangkan relasi antar tindakan. Contohnya adalah mengonstruksi skema wadah-isi skema “memasukkan ke mulut”
Periode praoperasional
(2-3 hingga 7-8 tahun)
Permulaan sebagian pemikiran logis (contohnya air yang dituangkan ke wadah lain adalah air yang sama), namun penalaran anak dari satu pemikiran ke pemikiran lainnya dan keputusannya didasarkan pada petunjuk perseptual. Anak kecil tidak membedakan antara realitas, kemungkinan, dan keniscayaan dalam situasi pemecahan masalah
Periode operasional konkret
(7-8 hingga 12-14 tahun)
Berkembangnya cara berpikir logis berhubungan dengan objek konkret. Anak mulai memahami bahwa operasi tertentu secara simultan dan niscaya mengimplikasikan kebalikannya. Anak mulai mengembangkan beberapa kemungkinan dalam situasi pemecahan masalah dan cara untuk mengesampingkannya secara sistematis
Periode operasional formal
(di atas 14 tahun)
Kapabilitas untuk secara logis menangani situasi multifaktor mulai muncul. Individu dapat mendeduksi berbagai kemungkinan dan secara sistematis mengesampingkannya. Penalaran bergerak dari situasi hipotesis ke konkret


2. Piaget menjelaskan proses-proses fundamentalis terkait dengan interaksi antara kecerdasan dengan lingkungan, yang digunakan untuk beradaptasi, mengembangkan struktur baru apabila dibutuhkan, dan mempertahankan keadaan yang tetap saat terjadi perubahan. ada beberapa proses, yaitu : asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi.

3. Dalam The Logic of Meanings (Piaget & Garcia, 1991), Piaget meletakkan landasan untuk teori logika intensional, atau logika makna bersama. menurut Piaget, makna bersama dalam tindakan adalah akar dari logika operasional atau ekstensional.

Aplikasi Teori Perkembangan Kognitif Piaget terhadap Kontruktivisme Sosial

Keyakinan Umum Filsafat Konstruktivis-Sosial



Definisi pengetahuan
Produk dari setting belajar di kelas atau tempat dimana partisipan berada; produk dari penelitian tertentu yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas atau kejadian yang menghasilkan produk tersebut (Bredo, 1994; Dewey & Bentley, 1949)
Definisi belajar
Kognisi yang dibagi secara sosial yang merupakan proses dari menjadi anggota komunitas praktik belajar yang berkelanjutan (Lave, 1991); interaksi sosial yang mengonstruksi dan merekonstruksi konteks, pengetahuan, dan makna (Marshall, 1996)
Lokus belajar
Tidak terbatas pada pikiran individu (Marshall, 1996); terjadi di komunitas partisipan dan didistribusikan di antara sesama pertisipan (Bredo, 1994)


     Mendasarkan prinsip-prinsip pembelajaran dari teori perkembangan Piaget membutuhkan analisis dan interpretasi yang mendalam dan cermat. Sebab utamanya adalah teori ini mendeskripsikan perubahan kualitatif dalam penalaran tentang kejadian yang menimbulkan pemikiran logikal. Piaget percaya bahwa penggunaan kecerdasan seseorang akan melibatkan latihan kritis. Karena itu, kurikulum harus menyentuh soal perkembangan penalaran logika..
     Pendidikan seharusnya didasarkan pada penggunaan metode yang mendukung riset spontan si anak atau remaja. Kebutuhan dasar untuk pendidikan , menurut Piaget, adalah memperkenalkan siswa pengetahuan budaya dan sains dengan prosedur eksperimental dan aktivitas bebas seperti yang diimplikasikan dalam latihan. Solusi yang direkomendasikannya adalah memberikan kurikulum yang bercampur.
     Berbeda dengan pendekatan edukasional yang berfokus pada interaksi guru-murid, Piaget menekankan pentingnya interaksi teman sebaya dalam konteks eksperimentasi mandiri. Hanya melalui tipe interaksi inilah siswa akan mendapatkan kapabilitas untuk melihat persoalan dari perspektif lain. Lebih jauh, dalam pertukaran pemikirannya dengan teman lain, siswa akan mengkaji pikirannya sendiri, mengeksplorasi alternatif lain dan mereorganisasi pendapat dan kesimpulannya. Tetapi, guru harus menciptakan situasi yang mempromosikan eksplorasi.

Tiga isu kelas yang penting adalah sebagai berikut :


1. Mengembangkan keterampilan "bagaimana belajar"(How-to-learn)
kemampuan individu untuk mengorganisasikan perilakunya secara efisien dalam rangka mengambil makna dari suatu situasi atau langkah inisiatif untuk memecahkan masalah biasanya didefinisikan sebagai keterampilan bagaimana belajar. Tetapi, dalam konteks epistemologi genetik, memanipulasi dan merasakan objek konkret di lingkungan merupakan landasan bagi pembentukan pengetahuan. Anak belajar cara untuk belajar dengan menciptakan masalah, meneliti persoalan, dan memeriksa jawaban mereka.

2. Transfer belajar
memfasilitasi belajar baru yang berasal dari kemiripan dengan belajar sebelumnya merupakan isu kelas yang penting. Transfer belajar mengimplikasikan beberapa pengurutan tugas belajar guna memanfaatkan sifat-sifat yang umum. Tetapi, perkembangan kognitif berbeda dari belajar spesifik. Pencapaian struktur kognitif tertentu tidak 'ditransfer'ke perkembangan tahap berikutnya dalam pengertian elemen isomorfis. Namun, struktur kognitif yang dicapai dalam setiap periode perkembangan menyiapkan pemelajar untuk melangkah ke tahap berikutnya.

3. Mengajarkan pemecahan masalah
menurut Piaget, keterampilan memecahkan masalah tidak dapat diajarkan langsung. Aturan eksperimentasi dan aturan solusi masalah harus ditemukan dan diciptakan oleh siswa. Eksperimentasi dan penemuan ini penting bagi perkembangan keterampilan pemecahan masalah. Selain itu, Piaget berpendapat bahwa aturan atau teori yang beroperasi di bidang tertentu harus ditemukan oleh individu, mereka tidak bisa disampaikan secara verbal.



Sumber :

Gredler, Margaret E. , 2011 , Learning and Instruction Teori dan Aplikasi Edisi Keenam . Jakarta : Kencanar,