Jalan keseimbangan memiliki
jarak. Jarak merupakan variable yang dihasilkan oleh dua garis batas
keseimbangan yang mengapit jalan keselamatan. Rentang antara dua garis batas
keseimbangan itulah yang disebut ‘jarak keselamatan’.
Manusia diberikan kebebasan untuk
memilih tindakan apa yang akan dilakukan. Oleh sebab itu, manusia adalah
makhluk yang dinamis, bergerak terus seiring berjalannya waktu. Pergerakan
manusia bisa melalui berbagai arah. Sehingga, jarak berfungsi untuk
memfasilitasi arah pergerakan manusia tersebut.
FLEKSIBILITAS
Jarak keselamatan berada di dalam
jalan keseimbangan, dan menghasilkan konsep ‘fleksibilitas’. Artinya, dengan
adanya jarak, manusia bisa bersikap dan bertindak secara fleksibel.
Fleksibilitas sangat diperlukan
di dalam menjalani kehidupan ini. Zaman terus berubah dari masa ke masa.
Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, akan
berpengaruh terhadap peradaban manusia. Tentunya hal ini memiliki dampak
positif dan negatif. Positif jika kita bisa memanfaatkannya untuk hal-hal
konstruktif yang berguna bagi kemaslahatan umat, dan negatif jika kita
menyalahgunakannya untuk hal-hal destruktif yang merusak dan menghancurkan
kemaslahatan umat.
Arus perubahan zaman ini tidak
bisa kita bendung. Hikmahnya adalah, mau tidak mau, suka tidak suka, arus
perubahan ini harus kita jalani. Oleh sebab itu, kita harus mampu beradaptasi
dengan perubahan tersebut, agar kita bisa terus mengikuti arus perkembangan dan
kemajuan zaman, sehingga kita mampu terus tetap eksis di dalam kehidupan ini.
Agar mampu beradaptasi dengan
baik, diperlukan adanya fleksibilitas di dalam tindakan-tindakan yang kita
lakukan. Tentunya, sikap yang fleksibel tersebut harus tetap berada di dalam
‘jalan keselamatan’, dan tidak keluar dari ‘batas keseimbangan’, guna menjaga
kestabilan dan keseimbangan hidup kita.
Beberapa hal yang membutuhkan
fleksibilitas, misalnya :
·
Pola asuh orang tua terhadap anak
·
Penggunaan teknologi
·
Pola komunikasi dengan orang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar