“Tidak akan ada keburukan,
kejahatan, permusahan, jika manusia tidak melewati batas keseimbangan..”
Batas
keseimbangan disini maksudnya adalah garis yang membatasi jalan keselamatan manusia. Selama kita masih
berada di dalam jalan keselamatan dan tidak keluar melewati batas ini, maka kita
masih bisa menjaga kesimbangan dalam perjalanan hidup ini, dan akan
menghasilkan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran pada diri kita.
Akan tetapi, jika kita bergerak
keluar dan melewati batas ini, maka akan memunculkan nilai-nilai keburukan dan
kejahatan pada diri kita, sehingga hidup kita menjadi goyang dan tidak stabil,
karena telah melanggar batas keseimbangan tersebut.
Jika dikaitkan dengan konteks
perilaku dalam kehidupan sehari-hari,
semuanya mempunyai ‘takaran’
atau ‘porsi’ yang ideal. ‘takaran’
yang ideal inilah yang termasuk ke dalam keseimbangan. Namun ketika manusia
melakukan suatu hal yang melebihi ‘takaran’ ideal tersebut, tentunya volumenya
akan melebihi takaran ideal tersebut, sehingga sisanya akan tumpah dan
mengotori hal-hal yang ada disekitarnya.
Analoginya seperti sebuah gelas
kosong yang diisi air. Selama air gelas belum terisi penuh, tidak menjadi
masalah. Tetapi jika gelas tersebut sudah penuh, lalu diisi air lagi, maka air
tersebut akan tumpah, karena volume air sudah melebihi takaran maksimal dari
gelas tersebut.
Tumpahan inilah yang akan
menghasilkan efek negatif, baik kepada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
sekitar. Logikanya, semakin banyak tumpahan yang dibuat, maka kekuatan dari
efek negatif yang dihasilkan akan semakin bertambah.
Kita ambil contoh nyata yang ada
di dalam kehidupan kita sehari-sehari. Misalnya dalam hal percintaan, khususnya
di kalangan para remaja kita dewasa ini. Kita lihat betapa banyak para remaja
kita yang sudah melakukan hubungan seks di luar nikah.
Sangat disayangkan, mengingat
para remaja merupakan generasi penerus bangsa ini. Banyak pihak yang dirugikan
karena perilaku tersebut, mulai dari hilangnya keperawanan sang wanita,
hilangnya harga diri, selain itu juga berdampak terhadap keluargan mereka karena telah membuat malu keluarga, bahkan
sampai berdampak terhadap masyarakat luas.
Hal ini terjadi karena mereka
telah melakukan suatu perbuatan atau perilaku yang telah melewati batas keseimbangan.
Lain halnya jika mereka tidak melakukan perbuatan yang sesuai dengan ‘takaran’
idealnya, maka tidak akan ada pihak yang dirugikan, baik dari pelaku itu
sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.
Oleh sebab itulah, kita sebagai
manusia yang diberikan potensi untuk berperilaku dan bertindak, alangkah
baiknya jika tindakan kita itu sesuai dengan ‘takaran’ idealnya, dan tidak
melewati batas keseimbangan, agar
terjadi keharmonisan dan ketenteraman dalam hidup kita..
Batas keseimbangan dapat berupa :
ü Hukum-hukum
yang terdapat dalam Al Quran dan Hadist
ü Prinsip-prinsip
moral dan etika
ü UUD 1945
Tidak ada komentar:
Posting Komentar